Sayidina Ali bin Abi Thalib r.a, merumuskan cara memperlakukan anak menurut tiga pecahan peringkat usia. Setiap peringkat dipecahkan kepada 7 tahun pertama usia.
Berikut di bawah ini tiga pecahan memperlakukan anak mengikut 7 tahun pertama usia mereka. Semoga bermanfaat kepada ibu bapa di luar sana.
1. Kelompok 7 tahun pertama (usia 0-7 tahun) - perlakukan anak sebagai raja.
2. Kelompok 7 tahun kedua (usia 8-14 tahun) - perlakukan anak sebagai tawanan.
3. Kelompok 7 tahun ketiga (usia 15-21 tahun) - perlakukan anak sebagai sahabat.
1. Anak Sebagai Raja (Usia 0-7 tahun)
Melayani anak dibawah usia 7 tahun dengan sepenuh hati dan tulus adalah hal terbaik yang dapat kita lakukan. Banyak hal kecil yang setiap hari kita lakukan ternyata akan berdampak sangat baik bagi perkembangan perilakunya.
Misalnya, bila kita langsung menjawab dan menghampirinya saat ia memanggil kita walaupun ketika kita sedang sibuk dengan pekerjaan kita. Maka ia akan langsung menjawab dan menghampiri kita ketika kita memanggilnya pula.
Saat kita tanpa bosan mengusap punggungnya hingga ia tidur, maka kelak kita akan terharu ketika ia memicit atau membelai pinggang kita saat kita keletihan atau sakit.
Saat kita berusaha keras menahan emosi di saat ia melakukan kesalahan sebesar apa pun, lihatlah dikemudian hari ia akan mampu menahan emosinya ketika adik atau kawannya melakukan kesalahan padanya.
Maka ketika kita selalu berusaha sekuat tenaga untuk melayani dan menyenangkan hati anak yang belum berusia tujuh tahun, Insya Allah ia akan tumbuh menjadi peribadi yang menyenangkan dan bertanggungjawab. Kerana jika kita mencintai dan memperlakukannya sebagai raja, maka ia juga akan mencintai dan memperlakukan kita sebagai raja dan ratunya.
2. Anak Sebagai Tawanan (usia 8-14 tahun)
Kedudukan seorang tawanan perang dalam Islam sangatlah terhormat. Ia mendapatkan haknya secara profesional, namun juga dikenakan berbagai larangan dan kewajiban. Usia 7-14 tahun adalah usia yang tepat bagi seorang anak untuk diberikan hak dan kewajiban tertentu.
Rasulullah s.a.w mulai memerintahkan seseorang anak untuk solat wajib pada usia 7 tahun dan memperbolehkan kita memukul anak tersebut (atau mengukum dengan hukuman seperlunya) ketika dia telah berusia 10 tahun jika meninggalkan solat.
Kerana itu usia 7-14 tahun adalah saat yang tepat bagi anak-anak kita untuk diperkenalkan dan diajarkan tentang hal-hal yang berkaitan dengan hukum-hukam agama. Sama ada yang diwajibkan mahupun yang dilarang, seperti :
1. Melakukan solat wajib 5 waktu.
2. Memakai pakaian yang bersih, rapi dan menutup aurat.
3. Menjaga pergaulan dengan lawan jenis jantina.
4. Membiasakan membaca Al-Quran.
5. Membantu pekerjaan rumah tangga yang mudah dikerjakan oleh anak seusianya.
6. Menerapkan disiplin dalam kegiatan sehari-hari.
Hadiah, penghargaan, pujian (reward) dan teguran, hukuman (punishment) sangat perlu diberlakukan pada usia 7 tahun kedua ini, kerana anak sudah boleh memahami erti tanggungjawab dan kesan atau akibatnya.
Namun demikian, perlakuan pada setiap anak tidak harus sama kerana 'every child is unique' (setiap anak itu unik).
3. Anak Sebagai Sahabat (usia 15-21 tahun)
Usia 15 tahun adalah usia umum saat anak menginjak akil baligh. Sebagai ibu bapa kita sebaiknya memposisikan diri sebagai sahabat dan memberi contoh atau teladan yang baik seperti yang diajarkan oleh Ali bin Abi Thalib karomallahu wajhah.
Berbicara dari hati ke hati. Inilah saat yang tepat untuk berbicara dari hati ke hati dengannya, menjelaskan bahawa ia sudah remaja dan beranjak dewasa.
Perlu dikomunikasikan bahawa selain mengalami perubahan fizik, ia juga akan mengalami perubahan secara mental, spiritual, sosial, budaya dan persekitaran, sehingga sangat mungkin akan ada masalah yang harus dihadapinya.
Paling penting bagi para ibu bapa adalah kita harus dapat membangun kesedaran pada anak-anak kita bahawa pada usia setelah akil baliqh ini, ia sudah memiliki buku amalannya sendiri yang kelak akan ditayangkan dan diminta pertanggungjawapannya oleh Allah Subhanahu wa Taala.
Memberi ruang lebih setelah memasuki usia akil baligh. Anak perlu memiliki ruang agar tidak merasa terkongkong, namun tetap dalam pengawasan kita.
Controlling tetap harus dilakukan tanpa bersikap 'pemerintah' dan tentu saja diiringi dengan berdoa untuk kebaikan dan keselamatannya. Dengan demikian anak akan merasa penting, dihormati, dicintai, dihargai dan disayangi. Seterusnya, Ia akan merasa percaya diri dan mempunyai keperibadian yang kuat untuk selalu cenderung pada kebaikan dan menjauhi perilaku buruk.
Mempercayakan tanggungjawab yang lebih berat. Pada usia 15- 21 tahun ini penting bagi kita untuk memberinya tanggungjawab yang lebih berat dan lebih besar, dengan begini kelak anak-anak kita dapat menjadi peribadi yang cekal, mampu berdikari, bertanggungjawab dan dapat diharapkan.
Contoh pemberian tanggungjawab pada usia ini adalah seperti memintanya membimbing adik-adiknya, mengerjakan beberapa pekerjaan yang biasa dikerjakan oleh orang dewasa atau mengatur jadual kegiatan dan mengurus kewangannya sendiri.
Semoga Allah memberikan kita anak-anak yang soleh dan berbakti.
"Ya Rabbi, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa." (sebahagian dari surah Ali Imran ayat 38).